Rabu, 12 Februari 2014

Dance For Two by Tyas Effendi




Penulis | Tyas Effendi
Penerbit | Gagas Media
Tahun Terbit | 2013
Halaman | 244
ISBN | 9797806723


"Saya terjebak dalam cerita yang saya mulai sendiri. Saya selalu membiarkan mengacaukan kata-kata yang sudah saya urutkan, membiarkanmu memenggal kepala huruf-huruf yang sudah berbaris rapi itu. Saya pun menikmati setiap cara yang saya lakukan untuk merangkainya kembali, lalu menyusunnya menjadi mozaik baru yang kamu suka.

Ini tentangmu, percayalah. Bagian mana dari dirimu yang tidak saya tahu? Tak ada satu celah pun yang terlewat; setiap potong kehidupanmu adalah gambaran paling jelas yang tersimpan dalam benak saya. Setiap langkahmu adalah jejak tanpa putus yang tercetak di atas peta saya.

Saya tidak ingin selamanya menjadi rahasia. Saya hidupkan kamu dalam cerita."


.....oOo.....



Novel ini lebih tepatnya bercerita tentang cinta diam-diam. Mencintai secara diam-diam tentu saja sering dibumbui dengan kisah yang manis dan kadang menyakitkan. Begitu juga di novel ini. Tokoh utamanya, Caza ternyata memiliki rasa yang berbeda sejak bertemu dengan Albizia. Padahal mereka sama sekali belum pernah berada dalam sebuah obrolan akrab, apalagi saling berkenalan. Caza begitu mengagumi Albizia, sampai-sampai rela menyelidiki apa-apa yang sering Albizia lakukan dan sukai. 

Itu terus berlangsung hingga pada suatu hari, dimana seharusny mereka mendapat kesempatan untuk saling berkenalan, Albizia justru mengalami kecelakaan. Dan sialnya lagi, dalam waktu dekat Albizia juga akan kembali ke Indonesia. Hilanglah sudah kesempatan. Caza untuk berkenalan dengan Albizia.

Caza ternyata diam-diam menuliskan kisahnya bersama Albizia dalam sebuah novel dan dia justru ingin menerbitkannya di Indonesia. Tanpa sengaja ternyata Albizia lah yang menjadi editornya. Kira-kira bagaimana ending dari novelnya Caza dan bagaimana pula ending dari kisah Caza dan Albizia sendiri? Hihihi makanya baca bukunya dong :p

Novel ini bersetting di Kopenhagen dan Jogjakarta. Tapi menurut saya justru settingnya kurang kuat. Saat di Kopenhagen penulis hanya banyak berceria seputar Danau Sortedams, jadi saya tidak bisa membayangkan secara visual bagaimana keadaan di sana sebenarnya dan kekhasan Jogjakarta hanya seputar Malioboro saja.

Untuk penokohannya sendiri sudah cukup kuat, alurnya juga mengalur apik. Tapi yah karena novel ini bergenre romance, menurut saya penulis masih kurang dalam menyelipkan hal-hal manis yang terjadi di antara Caza dan Albizia.

Untuk covernya, kali ini saya tidak terlalu jatuh cinta. Yah, tapi ya saya juga tidak bilang ini tidak bagus, karena dari covernya memang mencerminkan setting cerita di dalamnya. Dan ntuk ilustrasi, lagi-lagi tidak seperti biasanya, jujur saya kurang suka untuk di buku ini :(

Over all sih buku ini menarik, apalagi Tyas memiliki ide menceritakan tentang sebuah novel dalam novel :)

Mari membaca :)



1 komentar: