Rabu, 30 Oktober 2013

By the River Piedra I Sat Down and Wept by Paulo Coelho




Penulis | Paulo  Coelho
Penerbit | Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit | 2005 
Halaman | 224
ISBN | 9792217495





"Cinta adalah perangkap. Ketika ia muncul, kita hanya melihat cahayanya, bukan sisi gelapnya" 


Begitulah yang semula dipercaya Pilar. Tapi apa yang terjadi ketika ia bertemu kembali dengan kekasihnya setelah sebelas tahun terpisah? Waktu menjadikan Pilar wanita yang tegar dan mandiri, sedang cinta pertamanya menjelma menjadi pemimpin spiritual yang tampan dan karismatik. Pilar telah belajar mengendalikan perasaan-perasaannya dengan sangat baik, sementara kekasihnya memilih religi sebagai pelarian bagi konflik-konflik batinnya. Kini mereka bertemu kembali dan memutuskan melakukan perjalanan bersama-sama. Perjalanan itu tidak mudah, sebab dipenuhi sikap menyalahkan dan penolakan yang muncul kembali setelah lebih dari sepuluh tahun terkubur dalam-dalam di hati mereka. Dan akhirnya, di tepi Sungai Piedra, cinta mereka sekali lagi dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan terpenting yang bisa disodorkan kehidupan.


.....oOo.....



Buku ini bercerita tentang persahabatan seorang wanita dan seorang laki-laki.  Mereka adalah si wanita, Pilar yang sudah lama terpisah dengan sahabatnya, yang tidak disebutkan namanya oleh penulis. Setelah lama mereka tidak pernah berkomunikasi, pada suatu hari Pilar mendapat undangan dari sahabatnya itu untuk menghadiri acara dimana ia akan memberikan ceramah. Ternyata, pertemuan mereka tidak sampai di situ saja. Sahabatnya mengajak Pilar untuk ikut dalam perjalanannya. Sejak itulah mereka berdua dihadapkan dengan pergolakan untuk menahan perasaan yang bernama CINTA. 

Pilar terus berusaha menolak mengaku bahwa ia telah jatuh cinta kepada sahabatnya, sedangkan sahabatnya juga bimbang untuk bertahan dengan cintanya terhadap Pilar atau memilih jalan religi untuk menjadi pastor. 

Selama perjalanan itu banyak hal yang mereka bicarakan. Dari obrolan mereka sepanjang melakukan perjalanan itu, mereka banyak mengorek kenangan-kenangan mereka saat bersama dulu. Kenangan-kenangan itu sangat berpengaruh pada konflik batin yang mereka alami. Pilar juga sering kali berubah pikiran. Terkadang egonya berusaha menepis rasa itu dan memilih untuk kembali melanjutkan apa yang sudah ia lakukan selama ini, tetapi terkadang hati kecilnya juga tidak bisa berbohong kalau ia ingin terus bersama dengan sahabatnya itu. Pertimbangan dan konflik batin itu terus terjadi selama perjalanan Pilar menemani sahabatnya. Selama perjalanan itu juga tidak jarak terjadi mereka saling menyalahkan atas apa yang pernah terjadi di masa lalu. Akhirnya di tepi sungai Piedra lah keputusan itu datang. Keputusan yang tidak kita duga.

Aroma religi sangat kental disajikan di buku ini. Ada kalimat yang saya suka di buku ini, "Tuhan ada dimana-mana, tetapi orang berpikir mereka harus mencari-cari".

Karena jarang baca buku terjemahan rada sulit buat nyerna ceritanya, banyak kata-kata yang rumit. Atau karena om Paulo yang ketinggian ya bahasanya? hehehe... Jujur ini adalah buku Paulo Coelho pertama yang saya baca.  Jadi buat yang ingin melahap buku ini harus siap-siap berhadapan banyak kata-kata yang bikin kita agak berpikir keras nih teman-teman :p

Mari Membaca :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar